Powered By Blogger

sudahkah anda sholat?

sudahkah anda sholat?
sudahkah anda sholat?
sudahkah anda sholat?
sudahkah anda sholat?
sudahkah anda sholat?

Rabu, 24 September 2014

KEDIRIku

Assalamualaikum wr. wb. 
halooo para pecinta internet :) kenalan dulu yaa,,katanya jika ga kenal maka ga sayang :p , biar sayang sama saya maka kenalin dulu nama saya FAIZAL HERMAWAN ,saya asli kediri-jawa timur.
saya akan mencoba untuk membahas sedikit tentang kesenian juga makanan khas kabupaten kediri :)
simpang lima gumul


jaranan
 

kalau jalan ke kediri atau teman anda orang kediri pasti kenal dengan kesenian jaranan,

jaranan 
kesenian ini salah satu aset budaya yang dimiliki oleh kab.Kediri,sejarah jaranan itu sendiri ialah menggambarkan cerita masa lalu, ketika Raja Bantar Angin, seorang raja dari Ponorogo bermaksud melamar Dewi Songgolangit, putri cantik dari kerajaan Kediri, atau yang biasa disebut juga dengan Dewi Sekartaji atau Galuh Candra Kirana. Konon menurut cerita, karena wajahnya jelek, Raja Bantar Angin akhirnya menyuruh Patihnya, yang bernama Pujangga Anom, seorang patih yang dikenal sangat tampan. Agar Dewi Sekartaji tidak tertarik dengan Patih Pujangga Anom, Raja Bantar Angin memintanya memakai sebuah topeng buruk rupa. Lalu Patih Pujangga Anom, datang ke kerajaan Kediri, menyampaikan maksud rajanya. Putri Sekartaji, yang mengetahui Patih Pujangga Anom mengenakan topeng, merasa tersinggung, lalu menyumpahi agar topeng tersebut, tidak bisa dilepas seumur hidup. Raja Bantarangin, akhirnya datang sendiri ke Kerajaan Kediri. Sebagai gantinya, Dewi Songgolangit meminta 3 persyaratan. Jika Raja Bantarangin bisa memenuhi, dirinya bersedia diperistri. Tiga syarat tersebut, binatang berkepala dua, 100 pasukan berkuda warna putih, dan alat musik yang bisa berbunyi jika dipukul bersamaan. Sayangnya, Raja Bantarangin, hanya bisa memenuhi 2 dari 3 persyaratan tersebut, 100 kuda warna putih yang digambarkan dengan kuda lumping, alat musik yang bisa dipukul bersamaan yakni gamelan. Sehingga, terjadi pertempuran diantara keduanya. Kerajaan Kediri, datang dengan membawa pasukan berkuda, yang kini digambarkan sebagai jaranan, sementara Kerajaan Ponorogo membawa pasukan, yang kini digambarkan sebagai kesenian Reog Ponorogo.
Diperjalanan, terjadi pertempuran. Raja Ponorogo yang marah, membabat macan putih yang ditunggani patih kerajaan Kediri, dengan cambuk samandiman, hingga akhirnya melayang ke kepala salah satu kesatria dari Ponorogo. Bersamaan dengan kejadian tersebut, seekor burung merak, kemudian juga menempel dikepala kesatria tersebut, sehingga ada kepala manusia yang ditempeli kepala macan putih dan merak, ini yang sekarang disimbolkan reog Ponorogo. Bahkan, dalam tarian reog, semua penari juga membawa cambuk. Sementara dalam kesenian jaranan, menggambarkan pasukan berkuda Dewi Sekartaji yang hendak melawan Raja Ponorogo. Barongan, Celeng dan atribut didalamnya, sebagai simbol, selama dalam perjalanan menuju Ponorogo yang melewati hutan belantara, pasukan juga dihadang berbagai hal, seperti naga, dan hewan hewan liar lainnya
.
 dengan ide-ide kreatif para pendahulu kita cerita ini diaplikasikan untuk dijadikan kesenian, yakni kesenian jaranan itu sendiri,sampai sekarang kesenian ini sangat digemari oleh masyarakat kediri,terutama anak-anak muda,banyak sanggar-sanggar kesenian yang mengajarkan tarian ini,waktu saya SMA juga pernah mempelajari sedikit tentang tarian ini.

kediri.... kediri... kediri...
 


Okay, posting kali ini saya akan membahas tentang makanan khas kediri,mungkin kalau mendengar kata makanan khas KEDIRI yang terfikir di benak anda ialah tahu poo/tahu kuning,tapi sebenarnya nmasih banyak lagi yang lain yang dimiliki oleh kediri,kali ini saya akan membahastentang hasil pertanian,karena saya juga mempelajari tentang ilmu ini. ada yg pernah dengar mangga podang?


mangga podang



mangga podang adalah makanan/buah khas kab. kediri.


Buah yang satu ini tentunya lumayan familiar di lidah para pecinta buah,khususnya bagi orang-orang yang berada di kediri dan sekitarnya.

Sentra penghasil mangga podang di Kabupaten Kediri terdapat di lima kecamatan yang melingkari gunung Wilis yaitu Kecamatan Banyakan, Tarokan, Grogol, Mojo, dan Semen. Jumlah mangga Podang terbesar berada di Kecamatan Banyakan dan Tarokan dengan jumlah kurang lebih 15 ribu pohon. Rata-rata hasil panen perpohon 20-40 kg maka potensi total panen mangga podang bisa mencapai 600 ton permusim.

manga podang memiliki warna,rasa,dan bau yang khas dibandingkan mangga-mangga yang lain. oleh karena itu mangga podang salah satu oleh-oleh yang pas jika anda berkunjung ke kediri. potensi  ini memerlukan manajemen yang baik khususnya oleh pemerintah kab.kediri,mangga podang juga berpotensi untuk menambah nilai ekonomi dan nilai sosial untuk warga kabupaten kediri.

Kelompok Wanita Tani ‘Budidaya’ yang berlokasi di dusun Sumberbendo ini, telah mendirikan industri rumah tangga olahan mangga podang bekerjasama dengan JICA (Japan International Cooperation Agency) : Lembaga pendanaan dari Pemerintah Jepang), Dinas Pertanian Kabupaten Kediri, dan Universitas Brawijaya. Kedua, Kelompok tani Sumber Mulyo yang berlokasi di dusun Kali Gayam, bekerja sama dengan LSM Internasioanal REI (Resource Exchange International) berhasil melahirkan produk manisan mangga podang yang telah menembus pasar luar negeri.

silahkan coba dan rasakan khasiatnya.. :)
wassalamualaikum wr. wb.
sumber foto: klik disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar